Genshin Impact’s kernel-level anti-cheat tidak lagi berjalan setelah Anda menutup game
Genshin Impact adalah tren baru saat ini, melampaui 10 juta pra-registrasi untuk Chinese mobile developer miHoYo. JRPG yang gratis untuk dimainkan telah keluar selama tiga hari, dan para pemain telah mempermasalahkan anti-cheat software. Seperti Valorant awal tahun ini, Genshin Impact memiliki kernel-level anti-cheat software. Masalahnya: Saat keluar atau uninstall game, software akan terus berjalan.
Kontroversi dimulai karena sistem anti-cheat Genshin Impact memiliki kernel-level access. Tanpa terlalu mendalami teknisnya, pada dasarnya memiliki akses langsung ke informasi yang sedang diproses di komputer Anda. Hal ini masih cukup umum, baik BattleEye dan Easy Anti-Cheat sama-sama menggunakan kernel driver, tetapi kedua sistem tersebut hanya berjalan saat game dimainkan. Ini adalah kontroversi yang mirip (meskipun jauh lebih kecil) dengan Valorant milik Riot Games, yang juga memiliki kernel-based anti-cheat system yang menyebabkan keramaian di awal tahun ini. Dan karena Riot Games dan MiHoYo keduanya adalah perusahaan China (Riot dimiliki oleh Tencent Games) yang secara alami menyebabkan banyak kekhawatiran tentang privasi dan data pengguna.
Dalam sebuah postingan blog MiHoYo menjelaskan. “Program anti-cheat hanya membaca informasi sistem; itu tidak memproses, menyimpan, atau mengunggah informasi dengan cara apa pun,” katanya. “Setelah game ditutup, program anti-cheat terus dijalankan untuk mencegah penggunaan external plug-in tertentu yang beroperasi saat game ditutup; ini untuk membantu melindungi keadilan dari Genshin Impact bagi semua pemain.”
miHoYo telah mengambil langkah untuk mengurangi gangguan anti-cheat software. Setelah kemarahan dari penggemar, miHoYo awalnya menempatkan anti-cheat software-nya pada cooldown 30 jam, di mana software tersebut akan ditutup 30 jam setelah menutup game. Fans masih belum puas, dan akhirnya miHoYo merilis update lagi menonaktifkan anti-cheat software langsung saat game ditutup.
