Intel tegaskan krisis chipset bisa bertambah parah
Dikarenakan keputusan USITC, Intel menyebut masalah kekurangan chipset secara global dapat bertambah parah.
Ketersediaan chipset sepanjang 2021 ini memang tidak terlihat membaik jika dibandingkan dengan pendahulunya. Hal ini mempengaruhi banyak industri, bukan hanya industri PC dan smartphone saja, namun di industri otomotif dan lainnya.
Tapi, baru-baru ini Intel mengungkapkan bahwa ketersediaan chipset bisa lebih buruk dari sebelumnya. Komisi Perdagangan Internasional AS (USITC) dilaporkan akan melakukan pelarangan impor senyawa manufaktur semikonduktor dari beberapa perusahaan kunci.
Oleh karena itu, Intel mengatakan bahwa akan melawan keputusan dari USITC. Sebab, senyawa yang dilarang untuk masuk adalah bahan planarisasi mekanik kimia yang dijual dengan nama Optiplane.
Dan perusahaan yang melakukan ekspor adalah Rohm & Haas DuPont di Taiwan dan Jepang. DuPont baru-baru ini dituduh melanggar paten yang dipegang oleh CMC Materials Inc. yang berbasis di Illinois.Baca Juga
Jika larangan itu terwujud, Intel mengatakan bahwa kekurangan semikonduktor yang sudah kritis hanya akan memburuk, seperti dilansir dari Tom’s Hardware (12/12).
Tindakan hukum CMC Materials merupakan inti dari penyelidikan USITC mengenai apakah harus melarang impor senyawa tersebut atau tidak. Komisi mengharapkan untuk mengumumkan keputusan tentang kasus ini Jumat (10/12), tetapi di menit terakhir diundur menjadi 16 Desember.
Cercaan planarization ini merupakan langkah yang sangat diperlukan dalam pembuatan semikonduktor. Mereka digunakan dalam berbagai langkah dari proses fabrikasi wafer yang sulit selama berbulan-bulan.
Mereka pada dasarnya digunakan untuk memoles permukaan wafer di antara tahap manufaktur, dan menurut Intel, adanya variasi di antara produk ini memiliki dampak besar dalam lingkungan fabrikasi.
Mengingat sifat yang sangat halus dari proses manufaktur semikonduktor, setiap perubahan, bahkan perubahan dalam penyedia material senyawa, dapat memiliki dampak yang tidak proporsional pada hasil semikonduktor.
Tapi perlu diingat, apa yang dilakukan Intel ini merupakan sebuah hal yang wajar karena memang Intel merupakan perusahaan manufaktur yang akan paling terpukul jika larangan ini diberlakukan. Hal ini dikarenakan Intel memiliki pabrik di AS, sedangkan pesaing mereka melakukan outsourcing pihak ketiga untuk memproduksi perangkat mereka.
Kebanyakan para pembuat chipset pihak ketiga memiliki pabrik di luar AS. Jadi, mereka tidak akan terlalu terpengaruh dengan keputusan yang satu ini.