Tim dari Indonesia berhasil masuk ke dalam posisi lima besar dalam kompetisi Hackathon Microsoft AI for Accessibility (AI4A) pada Kamis (17/5). Kompetisi yang bertujuan untuk memecahkan tantangan dunia nyata yang dihadapi oleh penyandang disabilitas ini diikuti oleh 75 tim dari seluruh negara di Asia Pasifik.
Kompetisi yang digelar oleh Hackathon ini mengharuskan peserta untuk menciptakan sebuah solusi bagi sejumlah permasalahan pokok yang dihadapi oleh para penyandang disabilitas. Umumnya, para peserta AI4A membangun solusi inovatif di seputar tema transportasi, device yang mudah digunakan dan alat bahasa.
Melalui kompetisi ini, para kreator dan developer akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan aplikasi yang mereka garap. Selain itu, pemenang dalam kompetisi Hackathon ini juga akan mendapatkan hadiah uang tunai, dukungan dari pakar teknis Microsoft hingga pendampingan secara berkelanjutan untuk mengembangkan solusi tersebut di Microsoft Azure.
Tim dari Indonesia, Arabic Braille Converter pada kompetisi kali ini mengembangkan aplikasi yang dapat memindai dan mengubah teks dan grafik bahasa Arab ke dalam format Braille Indonesia. Selain itu, aplikasi ini juga dapat menerjemahkan kembali dari bahasa Arab Braille ke dalam teks Arab.
Solusi yang dihadirkan oleh tim Indonesia untuk menjembatani kesenjangan disabilitas ini berhasil membawa mereka terpilih ke dalam lima besar dalam kompetisi Hackathon AI4A se-Asia Pasifik. Ini menjadikan tim Arabic Braille Converter akan menerima pelatihan dari Microsoft dan mitra lainnya, termasuk akses ke arsitek cloud, serta panduan konsultasi untuk mengembangkan aplikasi mereka dari bentuk konsep menjadi aplikasi nyata di Microsoft Azure.
Selain tim dari Indonesia, tim MeetMeHear dari Singapura juga berhasil menduduki posisi keempat dalam kompetisi kali ini. Sementara untuk tiga pemenang utamanya yaitu tim Asclepius dari Thailand, tim SWIFT Responders dari Singapura dan tim EIA dari Filipina.
